MEREBUT KEDAULATAN PANGAN NASIONAL
Merebut Kedaulatan Pangan Nasional menjadi tema dalam kuliah umum yang di sampaikan oleh Dirjen Tanaman Pangan Dr. Ir. Sumardjo Gatot Irianto, MS., DAA di Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat, Rabu (13/11/2017). Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc, Wakil Dekan Faperta serta mahasiswa. Merebut kedaulatan pangan nasional merupakan salah cara untuk mendukung program NawaCita dari Presiden RI Joko Widodo. Ketahanan pangan bukan sebatas kecukupan dan banyaknya bahan pangan. Tetapi harus diiringi kesejahteraan, khususnya petani dan rakyat pada umumnya. Sampai sekarang, pemerintah lebih mengutamakan untuk melakukan ekspor pangan dari pada impor guna mementingkan produksi atau hasil dalam negeri sendiri. Sampai sekarang, ketimpangan akses pangan masih terjadi, masih adanya kelaparan yang terjadi dimasyarakat padahal produksi yang dilakukan terus meningkat. Pangan sebagai hak asasi manusia setiap orang harus memiliki akses terhadap pangan yang aman, bergizi dan layak secara budaya, secara cukup baik kuantitas maupun kualitasnya demi menjamin kehidupan yang sehat sebagai manusia yang bermartabat. Setiap bangsa hendaknya mendeklarasikan bahwa akses terhadap pangan merupakan hak konstitusional dan menjamin pengembangan sektor primer untuk menjamin realisasi secara nyata dari hak mendasar ini.
Berbagai cara serta kerjasama dilakukan dengan berbagai pihak seperti TNI, Perguruan Tinggi serta stake holder yang lainnya. Peran TNI dalam mendukung ketahanan pangan dilakukan dengan cara penyiapan lahan, melakukan pendampingan, pengawalan penyediaan dan distribusi pupuk, melakukan tanam serentak, serta menggerakan komponen TNI dari Kodam sampai Babinsa. Sementara itu, peran Perguruan Tinggi dalam pembangunan pertanian di Indonesia, terutama dalam penciptaan berbagai inovasi teknologi di bidang pertanian. Perguruan tinggi dapat membantu menciptakan inovasi benih/bibit unggul, pupuk alat dan mesin pertanian. Selain itu, dibutuhkan juga dalam penyediaan inovasi teknologi dan kelembagaan, mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim serta adaptasi inovasi teknologi spesifik lokasi untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pertanian agar dapat menciptakan pertanian yang modern. Ciri pertanian modern diantaranya melakukan mekanisasi penuh mulai olah tanah, tanam sampai hasil, melakukan multiple komoditas, panen dan tanam setiap hari serta adaptif terhadap perubahn iklim, pengolahan hasil dengan memanfaatkan zona waste, serta pemasaran berbasis local genius. Kerjasama dari berbagai kalangan perlu dilakukan untuk menciptakan pertanian modern dan tentunya mempunyai manfaat yang besar untuk masyarakat Indonesia. (Humas ULM)