ULM KEMBALI KUKUHKAN 5 GURU BESAR
Universitas Lambung Mangkurat baru saja menggelar pengukuhan 5 (lima) Guru Besar pada Kamis (26/8/2021) di Auditorium ULM Banjarbaru.
Berikut Guru Besar yang dikukuhkan beserta bidang ilmunya:
- Dr. Ir. Ahmad Kurnain, M.Sc Guru Besar bidang Ilmu Tanah/Kimia Tanah
- Dr. H. Aminuddin Prahatama Putra, M.Pd Guru Besar dalam bidang Ilmu Pendidikan Biologi
- Dr. dr. Triawanti, M.Kes Guru Besar bidang Ilmu Biomedik
- Sunardi, S.Si., M.Sc., P.hD Guru Besar bidang Ilmu Kimia
- Muthia Elma, S.T., M.Sc., P.hD Guru Besar bidang Ilmu Teknik Kimia
Pengukuhan dihadiri secara langsung oleh rektor dan jajaran senat Universitas Lambung Mangkurat sembari memperhatikan protokol kesehatan. Rektor Universitas Lambung Mangkurat Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc berharap dengan adanya tambahan 5 Guru Besar dari bidang ilmu yang berbeda dapat menambah kekuatan dan keunggulan sumber daya manusia yang ada di ULM. “Kita bersyukur. Sesuai dengan visi dan misi yg sudah kita canangkan dan sebagai bukti kemajuan pengembangan SDM yg ada di ULM agar mendukung proses perkuliahan,” ucap Rektor ULM. Hingga saat ini ULM memiliki 4 program studi doktor atau S3 di antaranya Ilmu Pertanian, Studi Pembangunan, Ilmu Lingkungan, dan Ilmu Hukum. Adanya penambahan guru besar dan program studi doktor di ULM juga diharapkan dapat menjadi wujud kontribusi ULM terhadap pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia di Kalimantan Selatan.
Prof. Dr. Ir. Ahmad Kurnain, M.Sc Guru Besar bidang Ilmu Tanah/Biogeokimia Tanah menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Memahami Gambut Untuk Kemaslahatan Manusia dan Lingkungan”. Dalam orasi tersebut disampaikan bahwa lahan gambut penting untuk manusia dan lingkungan Hingga saat ini lahan gambut digunakan untuk berbagai kepentingan seperti pertanian, kehutanan, deforestasi, ekstraksi gambut, dan pengembangan infrastruktur.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatannya, lahan gambut alamiah dengan karakter hidrologinya yang selalu basah dan tergenang harus direklamasi dengan melakukan pengeringan. Namun demikian pengeringan lahan gambut juga memberikan dampak negatif berupa amblasnya permukaan lahan gambut.
Lahan gambut merupakan kawasan yang memiliki nilai konservasi tinggi, terutama dalam hal ekosistem yang terancam punah. Oleh karena itu, restorasi (pemulihan) lahan gambut yang telah rusak akibat alih-fungsi harus dilakukan.
Sebagai penutup orasinya, Prof. Ahmad Kurnain menyampaikan bahwa kita harus belajar dari kerusakan lahan gambut, agar kiranya perencanaan pembangunan kawasan di masa depan nanti berdasarkan dari gagasan kebijakan strategis yang holistik dengan ciri terpadu, antisipatif, adaptif, lentur, dan optimisasi.
Prof. Dr. H. Aminuddin Prahatama Putra, M.Pd Guru Besar dalam bidang Ilmu Pendidikan Biologi menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Model Penerimaan Teknologi Untuk Performansi Guru Biologi”. Dalam orasinya, ia menyimpulkan bahwa model konseptual yang dibangun untuk meningkatkan performansi guru biologi SMA berdasarkan budaya dan iklim organisasi sudah menunjukkan adanya hubungan penerimaan teknologi dengan kinerja guru.
Performansi guru biologi disebutkan dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim sekolah, budaya sekolah, serta faktor penerimaan teknologi. Performansi guru biologi SMA dipengaruhi oleh suasana yang diciptakan oleh pimpinan sekolah sehingga dapat menunjang terjadinya proses belajar mengajar (iklim sekolah), dan persepsi bersama anggota organisasi yang membentuk dan memberi kesan terhadap siap, perilaku, serta petunjuk dalam menyelesaikan masalah di lingkungan sekolah (budaya sekolah) yang digambarkan melalui faktor-faktor dalam penerimaan teknologi.
Prof. Dr. dr. Triawanti, M.Kes Guru Besar bidang Ilmu Biomedik menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Optimalisasi Potensi Ikan Seluang Sebagai Sumber Nutrisi dalam Penanggulangan Stunting di Kalimantan Selatan”. Dalam orasi ilmiahnya beliau menyampaikan bahwa kajian yang telah dilakukan membuktikan potensi ikan seluang sebagai sumber nutrisi yang dapat digunakan selain untuk tindakan preventif stunting juga sebagai tindakan kuratif mengatasi dampak buruk kwashiorkor atau malnutrisi protein.
Berdasarakn penelitian yang dilakukan, ditemukan hasil bahwa ikan seluang memiliki kadar protein yang tinggi dan asam amino esensial yang lengkap serta zat besi hem (heme iron) yang mudah diserap tubuh. Ketiga unsur tersebut berpengaruh terhadap pembentukan hemoglobin pasca malnutrisi.
Ikan seluang juga mengandung kalsium dengan kadar 1,8 gram/100 gram yang bermanfaat untuk mengoptimalkan pertumbuhan tulang. Temuan ini pun membuktikan bahwa ikan seluang memiliki potensi untuk mencegah kejadian stunting, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pangan unggulan Kalimantan Selatan.
Selain dua temuan di atas, ikan seluang juga terbukti dapat menurunkan stress oksidatif otak pasca malnutrisi. Defisiensi protein pada anak malnutrisi menunjukkan lebih banyak hasil kerusakan oksidan seperti level antioksidan yang rendah, dan sistem pertahanan anti oksidan yang menurun. Sementara itu, jumlah kandungan DHA dan asam amino dalam ikan seluang cukup untuk mengatasi stress oksidatif otak akibat malnutrisi.
Prof. Sunardi, S.Si., M.Sc., P.hD Guru Besar bidang Ilmu Kimia menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Pengembangan Material Fungsional Berbasis Limbah Biomassa Lahan Basah”. Dalam orasi ilmiahnya, Prof Sunardi memaparkan tentang potensi-potensi sumber daya alam lahan basah, khususnya limbah biomassa.
Limbah biomassa merupakan kelompok material terbarukan yang keberadaannya melimpah dan merupakan bahan baku paling menjanjikan bagi berbagai industri.
Prof. Sunardi mengatakan, potensi tersebut memberi gambaran kepada kita tentang masa depan Kalimantan yang sangat cerah. Beliau menerangkan bahwa untuk nmengoptimalkan potensi lahan rawa gambut tidak harus dengan mengubahnya menjadi sawah padi ataupun tanaman monokultur lainnya.
Paludikultur yang memiliki produk samping limbah biomassa merupakan salah satu solusi untuk memanfaatkan lahan basah. Hal itu dikarenakan limbah biomassa yang dapat dikonversi menjadi berbagai jenis material fungsional yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Prof. Muthia Elma, S.T., M.Sc., P.hD Guru Besar bidang Ilmu Teknik Kimia menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Aplikasi Teknologi Membran pada Proses Desalinasi”. Desalinasi adalah proses pemisahan garam terlarut yang ada di air. Proses desalinasi dapat dilakukan dengan proses pemisahan menggunakan membran seperti pervaporasi. Proses desalinasi dapat diaplikasikan pada pengolahan air laut, air asam tambang, dan air rawa asin. Diperlukan membran yang berbeda untuk tiap pengolahan agar mencapai hasil yg optimal. Dalam orasinya juga disebutkan mengenai proses membran hybrid, yakni proses di mana satu atau lebih proses membran dipasangkan dengan unit-unit lain. Tujuan utama dalam penggunaan membran hybrid adalah untuk meningkatkan performa pengolahan air menjadi lebih baik.