ULM KEMBALI KUKUHKAN DUA GURU BESAR
Banjarmasin, Universitas Lambung Mangkurat kembali melakukan peningkatan kualitas dengan bertambahnya dua Guru Besar baru yaitu Prof. Dr. Ir. Iphan Fitrian Radam, ST., MT., IPU dari Fakultas Teknik dan Prof. Dr. Syamsul Arifin, dr., M.Pd dari Fakultas kedokteran. Pengukuhan dua Guru Besar berlangsung di Aula Rektorat lantai 1 ULM, Senin (20/07/2020). Hadir dalam Rapat Senat pengukuhan Guru Besar ini, Ketua Senat ULM Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta, MS., Rektor Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si, M.Sc., Sekretaris Senat, Wakil Rektor, anggota senat, Dekan, Direktur Pascasarjana, dan sivitas akademika ULM yang hadir secara daring melalui aplikasi Zoom.
Rektor ULM dalam kesempatan yang baik ini menyampaikan data terbaru jumlah Guru Besar yang ULM miliki. Dengan pengukuhan dua Guru Besar baru saat ini, ULM memiliki 56 Guru Besar dan akan kembali bertambah karena ULM sudah mengusulkan sekurangnya 13 orang yang sudah masuk diproses di Kementerian. Rektor mengucapkan selamat kepada Prof. Dr. Ir. Iphan Fitrian Radam, ST., MT., IPU, Prof. Dr. Syamsul Arifin, dr., M.Pd dan keluarga atas pencapaian yang didapat serta meminta maaf karena tidak bisa mengundang banyak tamu dimasa pandemi seperti sekarang ini.
Dalam orasi ilmiah yang berjudul ‘Keselamatan Bertransportasi Berdasarkan Persepsi Pengguna’ yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Iphan Fitrian Radam, ST., MT., IPU dijelaskan bahwa keselamatan transportasi jalan saat ini sudah merupakan masalah global yang bukan hanya menjadi permasalahan transportasi saja, tetapi sudah menjadi permasalahan sosial kemasyarakatan. Hal ini dapat dilihat dari tingginya jumlah angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas di dunia pada tahun 2016 yang mencapai angka 1,35 juta per tahun dan menjadi menyebab kematian nomor delapan untuk semua kelompok umur. Dengan mengunakan pendekatan PLS yaitu pendekatan model Laten Variable (LV), mengidentifikasi faktor-faktor terkait penyebab dan pencegah kecelakaan dan melihat persepsi masyarkat dapat simpulkan bahwa faktor-faktor yang harus diperhatikan agar tercipta keselamatan bertransportasi adalah dari faktor manusia/pengemudi setidaknya tidak agresif (cepat), lelah yang mengakibatkan ngantuk dan berkurangnya konsentrasi serta patuh terhadap aturan. Dari faktor kendaraan setidaknya kondisi kendaraan harus tetap terpelihara (standar) dan digunakan sesuai dengan peruntukannya dan faktor terakhir yaitu faktor jalan dan lingkungan harus diperhatikan apakah sudah berfungsi sesuai dengan hierarkinya.
Prof. Dr. Syamsul Arifin, dr., M.Pd mengangkat judul ‘Perspektif Terkini Power Distance Dalam Meningkatkan Kinerja Puskesmas Sebagai Fasilitas Kesehatan” dalam orasi ilmiahnya. Beliau menjelaskan bahwa power distance adalah jarak kekuasaan dan di Indonesia jarak kekuasaan tinggi dalam rangka pencapaian kinerja dengan alasan emosi atasan-bawahan minimal. “Di Indonesia dulu power distance tinggi dianggap yang terbaik, tetapi kini power distance rendahlah yang merupakan tata nilai yang terbaik untuk meningkatkan kinerja puskesmas sebagai salah satu organisasi pelayanan kesehatan yg bersifat publik oriented,” ungkap Prof Syamsul. Hasil penemuan penelitian menujukan bahwa jarak kekuasaan rendah terbukti mampu menghasilkan kinerja output yang lebih baik melalui kinerja proses. Temuan lain pada penelitian ini adalah pengembangan instrumen pengukuran jarak kekuasaan mengunakan dimensi social norm, political, work and school yang valid dan reliabel sebagai pengembangan dari konsep Hosfede (2005). Dalam rangka strategis mengelola puskesmas, mutlak dibutuhkan kesamaan persepsi tentang apa dan bagaimana sistem tersebut akan dijalankan. Semakin selaras persepsi yang dimiliki atasan dan bawahan mengenai sistem tersebut, semakin positif dampaknya bagi progres maupun hasil akhir penerapannya. Beliau melihat untuk menciptakan kesesuaian persepsi ini, dibutuhkan metode yang tepat. “Pada dasarnya ada tiga medote pengelolaan kinerja yang hingga saat ini masih banyak diterapkan diberbagai organisasi, yaitu metode karakteristik pribadi (trait methods), metode berbasis perilaku (behavioral methods) dan metode yang berorientasi pada hasil (results-oriented), tutup beliau. (Humas ULM)