PENINGKATAN WAWASAN MAHASISWA PASCASARJANA MELALUI KULIAH UMUM
Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat menyelenggarakan kuliah umum dengan menghadirkan Prof. Dr. Louis Marouw, guru besar La Rochelle University Perancis dan Sri Karina Bangun, kandidat doktor La Rochelle University, sebagai moderator adalah Direktur Pascasarjana, Prof. Dr. Ir. H. Udiansyah, M.S. Acara yang digelar di aula Pascasarjana Banjarbaru sabtu (5/3/2016) tersebut dihadiri oleh Wakil Direktur Bidang Akademik, Dr. Ir. H. Bambang Joko P, M.P, Wakil Direktur Bidang Umum dan Keuangan, Prof. Dr. Dwi Atmono, M.Pd, M.Si, para Ketua Program Studi di lingkungan Pascasarjana, staf dosen dan mahasiswa, program S2 dan S3.
Prof. Dr. Louis Marouw, memperkenalkan La Rochelle University. Dalam paparannya disampaikan bahhwa universitas tersebut merupakan universitas kecil, berlokasi di kota kecil, La Rochelle, dan termuda di Perancis, didirikan tahun 1993, yang saat ini memiliki 3 fakultas, yaitu Faculty of Science and Engineering, Faculty of Law, Political Science and Management, Faculty of Arts, Languages and Humanitie serta satu Institut, yaitu University Institute of Technology. Tingkat pendidikan yang ditawarkan mulai dari S1 (Bachelor) sampai dengan S3 (Doctorate/ Ph.D). Jumlah mahasiswa sebanyak 8.000 orang, 850 diantaranya adalah mahasiswa asing dan sebanyak 25 orang berasal dari Indonesia. Walaupun masih tergolong baru, universitas ini telah menjalin kerjasama dengan 30 universitas di Asia-Pacific, 100 mahasiswanya magang di kawasan Asia-Pacific selama 2 tahun terakhir dan jumlah nmahasiswa asing cukup banyak.
Sementara itu, Sri Karina Bangun, menyampaikan hasil penelitian sementaranya tentang Dinamika Perubahan Lahan di Batola, yang merupakan penelitian untuk disertasinya yang sampai saat ini masih berjalan. Karina menganalisis perubahan penggunaan lahan mulai tahun 1973 sampai dengan tahun 2014, dengan menggunakan Geographical Information System (GIS). Disampaikan bahwa perubahan penggunaan lahan (land use), khususnya di bagian utara dari kabupaten Batola sangat cepat, terutama perubahan hutan menjadi lahan pemukiman, perkebunan dan pertanian.
Saat ini berdasarkan citra lansat dan hasil analisis GIS, hutan yang tersisa hanyalah di bagian selatan wilayah kabupaten, dan merupakan hutan rawa. Kecepatan perubahan lahan hutan menjadi lahan dengan penggunaan lain pada tahun 1973 sampai 1994, rata-rata per tahun hampir mencapai angka 5.000 ha/ per tahun, sedangkan tahun 1995 sampai 2014, perubahan hutan menjadi lahan dengan penggunaan lain rata-rata sekitar 92 ha/ tahun. Perubahan hutan tersebut terutama untuk pemukiman (transmigrasi) dan perkembangan penduduk, lahan perkebunan dan lahan pertanian, serta dalam jumlah yang relative kecil adalah untuk prasarana jalan. Selesai pemaparan dari kedua pembicara dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab dari peserta kuliah. (Humas Unlam)