Seminar Nasional Lahan Basah “Ekosistem Mangrove dan Gambut: Peluang dan Tantangan dalam Pembangunan Rendah Karbon yang Berkelanjutan”
BANJARMASIN – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menggelar Seminar Nasional Lahan Basah 2023 dengan tema “Ekosistem Mangrove dan Gambut: Peluang dan Tantangan dalam Pembangunan Rendah Karbon yang Berkelanjutan”. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Rektor ULM Prof Dr Ahmad Alim Bachri, S.E., M.Si, bertempat di Hotel Aria Barito Banjarmasin, Selasa (17/10).
Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan penyelenggaraan seminar nasional lahan basah ini dalam rangka upaya ULM melakukan proses diseminasi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan ULM di bidang lingkungan lahan basah.
Prof. Ahmad juga menyampaikan dari penelitian yang telah dilakukan para peneliti di ULM, diketahui bahwa sekitar 80% dari sekitar 100 ribu hektar lahan gambut di Kalimantan Selatan mengalami kerusakan. Maka dari itu, ULM sebagai institusi perguruan tinggi juga memiliki andil peran dan tanggung jawab moral dalam rangka melestarikan lingkungan lahan gambut yang ada di Kalimantan Selatan.
“Ini adalah tanggung jawab kita semua, terutama ULM untuk memberikan kontribusi, melaksanakan perbaikan lingkungan lahan gambut yang sudah mengalami kerusakan,” tutur beliau.
Sebagai langkah pertama, Rektor menjelaskan, ULM akan melakukan pemetaan masalah yang berkaitan dengan tingkat kerusakan yang dialami 80 persen lahan gambut di Kalsel tersebut. Kemudian selanjutnya akan dilakukan penelitian dengan bekerjasama melibatkan berbagai pihak eksternal ULM untuk memastikan bahwa apa yang diteliti ULM tepat untuk menyelesaikan masalah.
“Dengan begitu, kita berharap, semoga keberadaan ULM bagi dunia, khususnya bagi provinsi Kalsel dapat bermanfaat secara optimal,” ucap Rektor di akhir sambutannya.
Dalam seminar ini, hadir Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK RI, Dr Hanif Faisol Nurofiq, S.Hut., M.P. sebagai keynote speaker. Beliau menjelaskan bahwa pelaksanaan SNLB ini merupakan tahap awal dari langkah ULM untuk menjadi pusat riset lahan basah. Beliau berharap selanjutnya ULM dapat terus melaksanakan kegiatan serupa mulai dari tingkat regional, nasional, hingga tingkat internasional.
“Itu wajib dibangun kegiatan seminar sampai internasional, kalau kita mau membangun universitas berbasis riset tingkat internasional, ULM punya mudah besar untuk itu, ayo kita kerjakan bersama-sama,” ucapnya.
Sejalan dengan yang telah disampaikan Rektor, Dr. Hanif juga menyampaikan perhatian terhadap peristiwa karhutla yang terjadi di Kalimantan Selatan. Beliau berpesan bahwa fenomena karhutla perlu mendapat perhatian khusus oleh seluruh pihak, terutama LPPM ULM untuk dapat mengolah desain pemetaan masalah bersama Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Kalsel, Kadishut Kalsel, dan para stakeholder terkait lainnya.