Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Atiek Winarti M.Pd., M.Sc dan Prof. Dr. H.j Emmy Lilimantik S.Pi., M.P
TARGET SATU PRODI SATU GURU BESAR SEMAKIN DEKAT
Banjarmasin, Universitas Lambung Mangkurat (ULM) mengadakan Sidang Terbuka Senat dengan agenda Pengukuhan Guru Besar yang dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2022 di Aula Rektorat lt. 1. Guru Besar yang dikukuhkan sebanyak 2 orang yakni, Prof. Dr. Atiek Winarti M.Pd., M.Sc dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan dan Prof Dr. H.j Emmy Lilimantik S.Pi., M.P dari Fakultas Perikanan dan Kelautan. Acara ini dihadiri oleh Ketua Senat ULM Ketua Prof. Dr. H. M. Hadin Muhjad, S.H., M. Hum., Rektor ULM Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc., para Wakil Rektor ULM, Sekretaris dan Anggota Senat, Dekan di lingkungan ULM, dan civitas akademika secara luring dan daring.
Rektor menyampaikan apresiasi dan mengucapkan selamat kepada para Guru Besar yang dilantik hari ini. Dalam sambutannya Rektor menekankan bahwa Guru Besar itu awal dari karir seorang dosen. Maksudnya yaitu, jangan sampai jadi guru besar berhenti berkarya, justru setelah menjadi guru besar. “Kita harapkan karya-karya mereka (guru besar) yang terbaik, karena pemerintah mengapresiasi guru besar, disamping memberikan tunjangan yang cukup besar, juga memberikan tunjangan kehormatan yang besarnya dua kali gaji, jadi sangat besar gaji guru besar itu, jadi kita tunggu karya mereka,” ungkapnya.
Rektor melihat ULM berada dalam jalan yang benar menuju target 100 guru besar dengan terus bertambahan perbendaharaan profesor secara masif saat ini. Saat ini, ULM sudah memiliki 68 guru besar yang aktif, kemudian masih ada 22 orang dosen yang lagi proses pengusulan guru besar di Kementerian. “Mudah-mudahan kalau semua berjalan dengan lancar, insyaallah ULM memiliki paling tidak 90 guru besar, sehingga bisa membuat program-program, lompatan-lompatan kedepan yang lebih baik, misalnya pendirian program S3 dan lain sebagainya. Jadi, guru besar sangat besar maknanya bagi kemajuan institusi,” ucap Beliau.
Adapun dua guru besar baru yang dikukuhkan yaitu Prof. Dr. Atiek Winarti M.Pd., M.Sc dengan Orasi Ilmiah” Pembelajaran Transformatif Berbasis Kecerdasan Majemuk dalam Pembelajaran Kimia di Era Disrupsi”. Pembelajaran transformatif (transformative learning) merupakan konsep pembelajaran yang dikembangkan dari perspective transformation sebagaimana awalnya digagas dan dikembangkan oleh Mezirow pada tahun 1978. Pembelajaran transformatif merupakan pembelajaran yang dilakukan untuk menghasilkan terjadinya perubahan mendasar pada diri pembelajar. Jika selama ini tujuan pembelajaran lebih diutamakan pada pencapaian aspek kognitif, maka pada pembelajaran transformatif proses pembelajaran diarahkan pada terjadinya transformasi dari diri pembelajar dari keadaan sebelumnya menjadi seseorang yang mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya (Hardika, dkk 2020).
Dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran Kimia, terdapat beberapa pendekatan berbasis prinsip Transformative Leaming yang dapat diterapkan. Rahmawati (2018) melaporkan pendekatan yang telah dikembangkan dan diintegrasikan dalam penelitian pendidikan kimia, yaitu pendekatan Culturally Responsive Teaching, pendekatan STEAM, pendekatan Dilemmas Stories, pendekatan Social Emotional Learning (SEL), pendekatan Green Chemistry, dan pendekatan Lyfe Cycle Analysis.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian dan praktek-praktik kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan di dalam kelas menunjukkan keefektifan penerapan Pembelajaran Transformatif dalam menumbuhkan sikap-sikap positif seperti kemandirian belajar, kesadaran lingkungan, karakter tanggung jawab, serta kesadaran dan keyakinan terhadap sesuatu. Integrasi konsep kecerdasan majemuk yang membebaskan peserta didik untuk memilih kegiatan belajar yang sesuai dengan karakteristiknya, ke dalam pembelajaran yang menerapkan transformatif learning ini membuat suasana belajar untuk menumbuhkan sikap sikap positif ini terasa lebih menyenangkan bagi peserta didik. Pembelajaran sepert ini dapat dijadikan sebagai referensi pembelajaran inovatif yang dapat digunakan oleh para pengajar untuk membangun sikap-sikap positif yang diperlukan dalam menghadapi era disrupsi.
Prof. Dr. H.j Emmy Lilimantik S.Pi., M.P dengan Orasi Ilmiah “E-commerce untuk Memperluas Pangsa Pasar Produk Perikanan “. Prof. Emmy melihat bahwa E-commerce dibidang perikanan memudahkan produsen ataupun industri pengolah untuk memasarkan produk mereka dengan beberapa keuntungan antara lain (1) menjadi sarana bagi konsumen yang ingin melakukan pemesanan produk, jangkauan pasar dapat diperluas, (2) volume penjualan produk dapat ditingkatkan dalam waktu yang cepat, (3) memberikan informasi produk kepada calon pembeli tanpa mereka harus datang langsung ke tempat usahanya serta (4) dapat memberikan pelayanan tanpa batas waktu kepada konsumennya. Meskipun begitu, cara pengembangan e-commerce dibidang perikanan tidak semudah yang dibayangkan. Salah satunya karena karakteristik hasil perikanan yang memiliki keunikan tersendiri. Pengelolaan pasca panen menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat sifat hasil perikanan yang mudah busuk disertai dengan kemunduran mutunya yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap harga. Selain itu juga dalam pelaksanaannya e-commerce membutuhkan sumberdaya manusia yang cukup ahli dalam bidang teknologi informasi terutama penguasaan terhadap e-commerce dengan berbagai perangkat serta persoalannya. E-commerce dibidang perikanan diharapkan dapat bermanfaat untuk memperbaiki sistem pemasaran hasil produksi perikanan dengan mengurangi atau memangkas rantai pemasaran produk sehingga mampu untuk meningkatkan pendapatan dan memberikan keuntungan yang lebih untuk produsen atau industri pengolah serta lembaga yang terlibat didalamnya, selain itu juga mampu menciptakan harga yang lebih murah dan terjangkau di tingkat konsumen.