Universitas Lambung Mangkurat Kembali Laksanakan Penghijauan di Laboratorium Lahan Basah Mangrove Kotabaru
Kotabaru – Universitas Lambung Mangkurat (ULM) kembali melaksanakan program penghijauan di laboratorium lahan basah yang terletak di kawasan hutan mangrove Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Program ini merupakan bagian dari kemitraan dengan masyarakat setempat, Minggu (17/11/2024). Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni ULM Dr. Muhamad Rusmin Nuryadin, SE., M.Si menyatakan bahwa masyarakat setempat bertanggung jawab atas pembibitan tanaman mangrove, yang kemudian dibeli oleh ULM untuk ditanam di area yang mengalami kerusakan.
“Masyarakat yang melakukan pembibitan kemudian kami membelinya untuk ditanam di titik-titik yang mulai terjadi kerusakan tanaman mangrovenya,” ucap Wakil Rektor.
Penghijauan kali ini difokuskan di Desa Teluk Tamiang, Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar. Rusmin memimpin langsung penanaman bibit mangrove dengan spesies utama bakau dan rambai, bersama unit-unit di bawah Bidang Kemahasiswaan dan Alumni ULM. Sekitar seribu bibit ditanam dengan melibatkan dosen, staf, mahasiswa program magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), serta puluhan masyarakat desa pesisir. Dr. Rusmin menekankan pentingnya kemitraan dengan masyarakat untuk keberhasilan program ini.
“Masyarakat harus menjadi garda terdepan dalam memeliharanya karena mereka yang setiap saat menjalani penghidupan di sekitar lahan ini,” ujarnya.
Wakil Rektor juga menitipkan kelestarian lahan mangrove di Desa Teluk Tamiang kepada Kepala Desa Teluk Tamiang, Hendra, untuk terus menggelorakan penghijauan bersama masyarakat binaannya.
“Ekosistem mangrove yang dikelola ULM ini kita jadikan laboratorium lahan basah dunia yang bisa menjadi pusat penelitian bagi para akademisi, wisata edukasi hingga pemanfaatan masyarakat yang berkelanjutan,” tambahnya.
Kepala Desa Teluk Tamiang, Hendra, menyambut baik program ini dan menyatakan dukungan penuh dari masyarakat. “Selama ini Teluk Tamiang dikenal dengan wisata pantainya, ke depan kami berharap bertambah dengan wisata mangrove yang pastinya dapat menarik wisatawan lebih banyak lagi,” ucapnya.
Lahan mangrove seluas lebih kurang 611 hektare di Kotabaru telah mendapatkan Surat Persetujuan Komitmen Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk dikelola oleh ULM mulai tahun ini. Enam desa yang termasuk dalam wilayah pengelolaan mangrove ULM adalah Desa Kemuning, Desa Tanjung Pelayar, Desa Tanjung Sungkai, Desa Tanjung Tengah, Desa Teluk Tamiang, dan Desa Kampung Baru.
ULM menjadi satu-satunya universitas di dunia yang memiliki dan mengelola lahan mangrove, sejalan dengan target ULM untuk menjadi Pusat Unggulan Lahan Basah di wilayah Asia Pasifik pada akhir 2027.