Program Adaro Santri Sejahtera (PASS) ULM Berikan Pelatihan Pembuatan Pakan Nila
Tim dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat (FPK ULM) mengunjungi kolam ikan Pondok Pesantren Nurul Muhibbin, Halong, Selasa (7/12/2021). Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan pembuatan pakan nila yang dibina ponpes.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Adaro Santri Sejahtera (PASS), yaitu program kolaborasi ULM dan PT. Adaro. Melalui pelatihan ini, sejumlah ponpes di Kalimantan Selatan diharapkan bisa lebih mandiri dalam mengolah pakan ikan.
Kunjungan ke Ponpes Nurul Muhibbin bukanlah kunjungan dosen yang pertama kalinya. Setelah sebelumnya memberikan penyampaian materi secara singkat, tim ULM kali ini memberikan praktek langsung kepada para santri.
“Jika pelatihan kita berhasil, maka kesuksesan ini adalah kesuksesan kita bersama,” ucap Ir. Pahmi Ansyari, MS., dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan.
Selama ini, santri menciptakan pakan ikan menggunakan bahan dedak dan ikan rucah. Kolaborasi antara dua bahan tersebut telah memenuhi sumber nabati dan hewani untuk nila, tetapi tim dosen akan mengkaji ulang komposisi pakan ini.
“Sekarang kita akan mencampurkan 4 bahan sekaligus: dedak dan jagung sebagai sumber nabati, ikan rucah sebagai protein hewani, dan tepung kanji sebagai perekat pakan. Jika di lokasi tidak ada kanji, bisa diganti dengan perekat lain seperti tepung terigu atau sagu,” jelas Dr. Noor Arida Fauzana, S.Pi., dosen program studi Budidaya Perairan.
Tim dosen juga memaparkan secara mendetail takaran bahan pakan. Untuk menghasilkan 1 kg pakan, dibutuhkan 229,7 gram dedak, 228,7 gram jagung, 425,6 gram ikan rucah, 114,9 gram tepung kanji, serta vitamin sebesar 0,04 gram. Perhitungan tersebut telah dipertimbangkan sesuai dengan fungsi dan kegunaan tiap bahan.
Komposisi pakan yang disebutkan di atas diklaim mampu memenuhi 30% kebutuhan protein ikan nila, 5% melebihi standar kebutuhan nila pada umumnya. Selain itu dari segi ekonomis, inovasi ini juga dinilai lebih terjangkau dibandingkan pakan nila buatan pabrik.
“60 sampai 70% biaya ternak nila dialokasikan untuk keperluan pakan saja. Tetapi jika ponpes mampu membuat pakan mandiri, ponpes dapat menekan biaya hingga 50%.” Tambah beliau.
Pelatihan ini disambut dengan antusias oleh pihak ponpes. Muhammad Amin selaku penanggungjawab vokasi kolam ikan menyampaikan harapannya pada kegiatan ini.
“Semoga para santri bisa mempraktikkan apa yang telah diajarkan dosen ULM hari ini. Dengan begitu, kami bisa mandiri dalam membuat pakan ikan.” Terang Muhammad Amin. (Tim Media & Publikasi PASS)