TANTANGAN KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
Melihat persoalan-persoalan kependudukan saat ini, menjadi sebuah tantangan yang besar untuk Indonesia yang akan dihadapkan pada bonus demografi yang begitu besar dimana bonus demografi ini tentu akan membawa dampak sosial – ekonomi. Salah satunya adalah menyebabkan angka ketergantungan penduduk, yaitu tingkat penduduk produktif yang menanggung penduduk nonproduktif akan sangat rendah. Hal ini mememerlukan perhatian dan dukungan dari semua stakeholder untuk membantu pemerintah mengembangkan program-program kebijakan yang akan berdampak pada persoalan kesejahteraan masyarakat. Terkait hal itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerjasama dengan program studi Administrasi Publik FISIP Universitas Lambung Mangkurat mengadakan kuliah umum terkait dengan penerapan materi kependudukan di perguruan tinggi dengan tema Revolusi Karakter Bangsa melalui Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga, Jum’at (21/4/2017). Bertempat di aula FISIP ULM, acara ini dihadiri langsung oleh kepala BKKBN Pusat yang juga sekaligus menjadi pemateri dalam kuliah umum ini dr. Surya Chandra Surapty, M.P.H., Ph.D., Wakil Dekan III FISIP ULM Gazali Rahman S.Sos., M.Si., para dosen, beserta mahasiswa.
Tujuan awal BKKBN adalah menurunkan angka kelahiran total, dalam rangka menghambat pertumbuhan penduduk. Karena peningkatan penduduk yang tidak terkendali, walaupun pertumbuhan ekonomi yang meningkat tidak akan berpengaruh pada kesejahteraan rakyat. Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan Nawa Cita yaitu, membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, meningkatkan kualitas hidup manusia, serta melakukan revolusi karakter bangsa. Berbagai temuan bukti empiris telah menunjukkan bahwa kemajuan bangsa di masa depan sebagian besar ditentukan oleh kualitas SDM, bukan oleh melimpahnya SDA. Pembangunan SDM merupakan investasi jangka panjang yang harus diprioritaskan dalam perencanaan pembangunan.
Selain itu hal yang perlu diperhatikan untuk pembentukan karakter bangsa adalah inisiatif untuk melakukan revolusi mental. Revolusi mental adalah gerakan hidup baru yang bertujuan untuk menanamkan rasa percaya diri pada kemampuan sendiri serta menanamkan optimisme dan daya kreatif di kalangan rakyat dalam menghadapi rintangan dan kesulitan bermasyarakat. Nilai-nilai revolusi mental dimasyarakatkan saat ini yang pertama adalah integritas yakni, jujur, dapat dipercaya, berkarakter, bertanggung jawab dan konsisten. Kedua etos kerja yakni, daya saing, inovatif dan produktif, ketiga adalah gotong royong yang meliputi kerjasama, solidaritas, tolong-menolong, peka, komunal dan berorientasi pada kemaslahatan. Revolusi mental bisa dimulai dari diri kita endiri, lingkungan keluarga dan lingkungan tempat tinggal serta lingkungan kerja dan kemudian meluas menjadi lingkungan kota dan lingkungan negara. Dengan materi yang disampaikan dalam kuliah umum kali ini diharapkan mampu membentuk karakter mahasiswa sebagai generasi masa depan bangsa serta mengajak mahasiswa untuk merevitalisasi program keluarga berencana yang mulai melemah. (Humas ULM)