PENGEMBANGAN PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU
Dalam rangka pengelolaan dan pemanfaatan produk hutan, beberapa kebijakan dan peraturan perundangan telah dibuat, antara lain : UU No. 41 tahun 1999 pasal 26 tentang pemungutan HHBK pada hutan lindung, pasal 28 tentang Pemanfaatan HHBK pada hutan produksi, PP No.6 tahun 2007 tentang Optimalisasi HHBK, pasal 28 tentang Pemungutan HHBK pada hutan lindung, pasal 43 tentang Pemanfaatan HHBK dalam hutan tanaman pada hutan produksi. Meskipun demikian, upaya pemanfaatan hasil hutan kayu dan non-kayu, serta pengembangan kemampuan pengolahan di dalam negeri untuk memberi nilai tambah dipandang masih jauh dari optimal untuk pencapaian kemakmuran bagi masyarakat desa hutan. Sampai saat ini kontribusi produk hasil hutan masih belum layak bagi penanggulangan kemiskinan, pembangunan ekonomi dan sosial, serta keberlanjutan lingkungan hidup, padahal bagi sebagian masyarakat pemanfaatan produk hutan bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari namun juga untuk tujuan komersial. Beberapa langkah harus dilakukan agar pengembangan produk hasil hutan bisa seperti yang diharapkan. Domestikasi tanaman yang terbukti secara ekologis, teknis, ekonomis dan sosial telah diterima masyarakat lokal dapat menghasilkan produk dan jasa kehutanan prospektif yang menguntungkan perlu dikembangkan tidak sekedar sebagai upaya optimalisasi lahan di hutan tanaman dan hutan alam tetapi juga harus layak sebagai usaha. Diperlukan berbagai pilihan strategi pengembangan produk hasil hutan secara nasional antara lain stimulasi pembentukan sentra, sosialisasi, koordinasi, dan membangun kapasitas kewirausahaan serta kemampuan inovasi. Sejalan dengan hal itu, maka PUI PT KR PHTB (Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi Konsorsium Riset Pengelolaan Hutan Tropis Berkelanjutan) Universitas Lambung Mangkurat mengadakan seminar internasional mengenai inovasi dan komersialisasi bagi produk hasil hutan dengan tema “The 1st International Conference on Innovation and Commercialization of Forest Product”.
Bertempat di hotel Rodhita Banjarbaru pada (22/11), Seminar Internasional ini dihadiri oleh pembicara Dr. Gerhard Manurung dari ICRAFT, Assc. Prof. Dr.Futoshi Ishiguri dari Utsunomiya University Jepang, Prof. Dr. Fauzi Febrianto dari IPB, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Humas Prof. Dr. Ir. Yudi Firmanul Arifin, M.Sc, serta Pelaku Usaha Kehutanan. Tujuan dari Seminar Interanasional ini diantaranya ialah untuk menggali informasi mengenai usaha-usaha yang telah dan seharusnya dilakukan oleh para pelaku usaha, para pihak dan masyarakat luas dalam upaya pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dari hulu hingga hilir, khususnya pada kegiatan yang bersifat inovasi dan komersialisasi produk HHBK dan turunannya. Selain itu juga untuk membangun kegiatan penelitian yang lebih integratif, melibatkan berbagai disiplin ilmu dan beroreintasi kepada kebutuhan pengguna (user-oriented), menghasilkan produk HHBK dan teknologi pengembangan yang inovatif, bernilai jual tinggi, berorientasi pasar, ramah lingkungan dan berdaya saing tinggi. Serta, Mencari solusi dalam mengatasi kendala yang ditemui dalam pengembangan HHBK, khususnya pada kegiatan inovasi dan komersialisasi produk dan turunannya.
Selain Seminar Internasional, maka PUI PT KR PHTB Universitas Lambung Mangkurat juga melakukan Field Trip ke desa Telaga Langsat Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut. Peserta yang terdiri dari peneliti, birokrasi, praktisi, industri, dan pemangku kebijakan berdialog dengan kelompok tani serta pelaku usaha HHBK seperti pengusaha lebah madu, pohon mahoni, serta tanaman kaliandra. Dalam kegiatan ini para pelaku usaha berbagi pengalaman bagaimana cara membudidayakan lebah madu yang usaha di masyarakat sekitar. Dalam field trip ini peserta juga diajak lmelihat langsung bagaimana aplikasi dilapangan yang dilakukan oleh masyarakat. Diharapkan dengan adanya seminar ini, para peneliti, birokrasi, praktisi, industri, pelaku usaha dan pemangku kebijakan yang berhubungan dengan usaha pengembangan produk hasil hutan dapat berkumpul bersama untuk berbagi pengalaman penelitian, ide
dan gagasan maupun pengalaman usaha yang berkaitan dengan inovasi dan komersialisasi produk hasil hutan serta memunculkan metode, teknologi dan inovasi baru dalam pengelolaan, budidaya, pemanfaatan dan pengolahan HHBK, menjadi produk hilir yang mempunyai harga jual tinggi, sehingga memacu tumbuhnya usaha atau industri dibidang komersialiasi dan bisnis berbasis produk HHBK dan turunannya yang lebih modern (industri sekunder). (Humas ULM)