SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KAPASITAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TANGGAP BENCANA
Banjarmasin (Kamis, 8/02/2016). Pusat Studi Kebencanaan Universitas Lambung Mangkurat menggelar seminar nasional dengan tema Peningkatan Kapasitas Pemberdayaan Masyarakat Tanggap Bencana bertempat di Aula Rektorat Unlam Banjarmasin. Seminar dihadiri oleh Wakil Rektor, Pimpinan Fakultas, Ketua Lembaga, Kepala UPT, dosen dan para utusan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Daerah, utusan TNI, POLRI, Kejaksaan dan  Bappeda provinsi Kalimantan Selatan serta mahasiswa UNLAM.
Rektor Unlam, Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, MSi., M.Sc dalam sambutan pembukaan acara tersebut menyampaikan beberapa prestasi yang diraih UNLAM akhir-akhir ini, antara lain peringkat 8 katagori Perguruan Tinggi Negeri se Indonesia dalam Keterbukaan Informasi Badan Publik 2015 oleh Komisi Informasi Pusat di Istana Negara pada tanggal 15 Desember 2015 dan pada hari yang sama Konsorsium Riset Pengelolaan Hutan Tropis Berkelanjutan ditetapkan sebagai Pusat Unggulan IPTEK oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan peringkat 58 dari 3.320 Perguruan Tinggi se Indonesia berdasarkan Kepmenristekdikti tentang Klasifikasi dan Pemeringkatan Perguruan Tinggi di Indonesia tahun 2015
Selanjutnya disampaikan bahwa, seminar ini sangat strategis dalam upaya keterlibatan UNLAM dalam penanggulangan bencana, terutama kebakaran hutan dan lahan serta banjir yang terjadi setiap tahuan di Kalimantan Selatan, yang tentu saja harus ditindaklanjuti di lapangan, baik sebelum , saat terjadi bencana maupun penanganan pasca bencana.
Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta, M.S, mantan menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Riset dan Teknologi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kita mau tidak mau harus siap menghadapi bencana, karena Inonesia berdara pada ring of fire. Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan kepada masyarakat antara lain penyuluhan, pelatihan dan pembuatan jalur evakuasi jika diperlukan. Sudah ada potensi terjadi bencana, jangan ditambah lagi dengan kegiatan-kegiatan dan tindakan yang menambah bencana, seperti pembakaran hutan dan lahan yang dapat menimbulkan banjir. Jangan sampai Kalimantan berubah menjadi mantan kali.
Prof. Dr. Syamsul Ma’arif, M.Si, mantan Ketua BNPB pusat selaku keynote speaker menyampaikan materi Peran Perguruan Tinggi dalam Penanggulangan Bencana. Disampaikan bahwa masyarakat saat ini sudah menyadari dimana mereka berada dan potensi bencana yang mungkin terjadi ; merupakan hasil dari kegiatan BNPB baik pusat maupun daerah dan juga berbagai organisasi masyarakat yang peduli dengan penanggulangan bencana. Kita harus membangun atau membangkitkan kesadaran masyarakat agar mampu berbuat dan mengatasi bencana yang terjadi dengan kemampuan mereka sendiri. Pemerintah memfasilitasi agar tujuan tersebut tercapai.
Dr. rer.nat. Djati Mardiatno, Ketua Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada, menyampaikan materi dengan judul Peningkatan Kapasitas Pemberdayaan Masyarakat Tanggap Bencana, disampaikan bahwa peningkatan kapasitas pemberdayaan masyarakat tanggap bencana harus dilakukan karena kita hidup di negeri yang rawan bencana, sehingga harus dibangun kesiapan menghadapi bencana yang mungkin terjadi, terutama terhadap potensi bencana setempat Hal yang penting diketahui masyarakat antara lain strategi mengurangi resiko bencana. Aspek pengembangan kapasitas meliputi sumberdaya manusia, kelembagaan, inftrastruktur dan lainnya. Mengembangkan kearifan lokal dalam upaya peningkatan tanggap bencana sangat penting dan lebih berhasil.
Prof. Dr. Junun Sartohadi, M.Sc menyampaikan materi berjudul Geographycal Perspective on Disaster Mitigation Strategy in Indonesia. Disampaikan bahwa di bumi ini tidak ada tempat yang pasti aman dari bencana, semua tempat ada potensi bencana. Pimpinan daerah harus mampu memanfaatkan kearifan local dalam upaya menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.
Ketua Pelaksana BNPB Kalimantan Selatan, Sugiono Yajie, SH., MH memaparkan Penanggulangan Bencana di Provinsi Kalimantan Selatan. Penanggulangan bencana meliputi Penanganan prabencana, saat terjadinya bencana dan pasca terjadinya bencana. Gubernur Kalimantan selatan telah menetapkan bahwa tanggal 10 Januari sampai dengan 31 Maret 2016 Kalimantan Selatan berstatus Siaga Darurat Bencana. Potensi bencana dan yang sering terjadi di Kalimantan Selatan adalah kebakaran hutan dan lahan, banjir, putting beliung, gelombang pasang laut, tanah longsor dan kekeringan.
Pembicara terakhir dalam seminar tersebut adalah Dr. Deasy Arisanty, M.Sc Wakil Ketua Pusat Studi Kebencanaan UNLAM, yang menjelaskan kronologis terbentuknya Pusat Studi Kebencanaan Universitas Lambung Mangkurat dan kegiatan yang telah dilakukan. (Humas UNLAM)