Profil Prof. Dr.-Ing. Ir. Yulian Firmana Arifin, S.T., M.T
Universitas Lambung Mangkurat (ULM) kembali menambah deretan guru besar di tahun 2023. Prof. Dr.-Ing. Ir. Yulian Firmana Arifin, S.T., M.T dilantik secara langsung oleh Rektor ULM pada 26 Juni 2023 lalu sebagai Guru Besar bidang Ilmu Teknik Sipil.
Lahir di Banjarmasin pada 19 Juli 1975, Prof. Yulian diangkat sebagai Guru Besar pada usia 48 tahun. Beliau memulai studi S1 pada tahun 1993 di jurusan Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat. Setelah menyelesaikan studi S1, Prof. Yulian kemudian langsung melanjutkan studi magister atau S2 di Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Selang 3 tahun dari kelulusannya di program magister, beliau kemudian melanjutkan studi Doktoral Teknik Sipil ke Universitas Bauhaus, Weimar, Jerman.
Pada acara pengukuhan beliau sebagai guru besar ULM, beliau membawakan orasi ilmiah yang berjudul “Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai Material Perkuatan Tanah”. Isi orasi ilmiah ini sendiri berdasarkan pada penelitian terbaru beliau pada tahun 2022 tentang kekuatan dan ketahanan serat tandan kosong kelapa sawit untuk stabilisasi tanah lunak.
Beliau menyampaikan adanya potensi besar dalam menggunakan serat alami salah satunya serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebagai material perkuatan tanah. Kuat tarik serat TKKS sangat besar dan memiliki peluang sangat besar untuk digunakan meskipun mengalami penurunan setelah digunakan dalam tanah. Meski demikian, beliau menyampaikan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan metode yang tepat untuk mempertahankan performa serta TKKS di dalam tanah. Pada kesimpulannya, Prof. Yulian menyampaikan serat TKKS terbukti dapat meningkatkan kuat tekan tanah, yang disebabkan tidak hanya oleh gesekan serat dan tanah, namun juga kuat tarik serat.
Prof. Yulian aktif melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat, setidaknya dalam 5 tahun terakhir beliau telah menyelesaikan sebanyak 6 (enam) penelitian dan 5 (lima) pengabdian masyarakat. Prof. Yulian juga diketahui memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HKI) setidaknya dalam 5 tahun terakhir. Beliau memperoleh Paten di tahun 2017 pada penemuan beliau terkait proses isolasi kitosan dari sisik Ikan Betok (Anabas Testudineus Bloch) dan memperoleh HKI di tahun 2022 pada penemuan beliau tentang perbaikan tanah lunak: pemanfaatan serat tandan kosong kelapa sawit.
Beliau juga menerima penghargaan Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya X pada tahun 2017 dan penghargaan Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya XX pada tahun 2020 dari presiden Republik Indonesia.