Mempertajam Kompetensi Mahasiswa Lewat Kurikulum “Open Source” MBKM
Dalam istilah computer ada sistem operasi atau perangkat lunak yang dibuat dan didistribusikan secara gratis oleh pihak pengembangnya. Biasanya, sistem operasi dan perangkat lunak yang dibuat secara gratis kerap disebut “Open Source”, yang tidak mengharuskan penggunanya untuk membayar, bahkan sistem operasi dan perangkat lunak yang berlabel “Open Source” ini dapat diakses secara gratis dan legal sesuai dengan pilihan penggunanya. Dengan meminjam istilah “open source” tersebut, kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) juga memberikan ruang kebebasan mahasiswa untuk mewujudkan impian dengan memilih bidang yang ditekuni. Kurikulum MBKM ini bersifat “open source”, karena mengakomodir pilihan mahasiswa sesuai “passion”nya. Delapan (8) jalur MBKM yang bisa dipilih mahasiswa akan menjadikan mahasiswa memiliki kompetensi yang lebih terarah. Delapan jalur itu antara lain:
- Program magang ini dilaksanakan 1 sampai 2 semester di instansi terkait atau dunia industry. Magang ini akan membekali mahasiswa dengan lebih banyak pengetahuan dan ketrampilan. Kompetensi yang diperlukan dan sesuai dengan dunia kerja akan didapatkan secara maksimal dengan program magang ini. Mahasiswa menjadi sangat dekat dengan dunia kerja yang akan ditekuninya setelah lulus kuliah.
- Kegiatan ini dalam bentuk riset di lembaga riset tertentu sesuai dengan bidang minat mahasiswa. Mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan minat dan bakatnya di bidang penelitian sampai pada taraf terampil. Komptensi yang berhubungan dengan dunia riset akan dikuasai dengan baik oleh mahasiswa melalui program ini. Risetdi lembaga riset tertentu dengan tema yang lebih terarah akan memberikan pengetahuan tentang ilmu dan aplikasinya mendalam bidang kajian tersebut.
- Kegiatan wirausaha mahasiswa yang ada selama ini belum diwadahi dalam kurikulum. Kalaupun ada hanya dalam bentuk mata kuliah dengan 2 atau 4 SKS. Dalam kurikulum MBKM, kegiatan wirausaha ini diharapkan mampu mengembangkan minat dan bakat mahasiswa di bidang wirausaha dengan bimbingan yang lebih intensif dan terarah. Program wirausaha ini akan mencetak wirausahawan-wirausahawan muda yang berpendidikan dengan sentuhan iptek pada konten usahanya. Kompetensi mahasiswa dalam menyalurkan bakat dan minat wirausaha bisa berkembang secara optimal.
- Pertukaran pelajar. Kegiatan ini berupa kegiatan belajar lintas prodi atau bahkan lintas kampus. Kegiatan ini diharapkan menjadi tambahan wawasan lintas ilmu, pengetahuan, budaya dan sosial bagi mahasiswa. Kompetensi penguasaan ilmu dan ketrampilan lainnya akan lebih kuat dan melekat pada mahasiswa.
- Asistensi mengajar. Kegiatan ini berbentuk asistensi mengajar di satuan belajar tingkat SD/MI, SMP/MTS atau SMA/MA/SMK. Kegiatan ini akan membekali mahasiswa yang berminat di dunia pendidikan untuk menyalurkan bakatnya sebagai guru atau mentor. Kompetensi mengajar baik dari aspek pengetahuan dan ketrampilan akan tersalurkan dengan maksimal dengan program ini.
- Proyek independen. Program ini menfasilitasi mahasiswa mengembang ide atau gagasan yang kreatif dan produktif. Karya tersebut dapat berorientasi untuk kompetisi, untuk riset atau untuk pengembangan usaha. Kompetensi mahasiswa dalam pengembangan ide dan gagasan akan tersalurkan dengan baik. Proyek independen diharapkan mampu melahirkan innovator muda yang memberikan dampak positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta dampak ekonomi masyarakat.
- Proyek kemanusian. Program ini diharapkan mampu membekali mahasiswa untuk menumbuhkan kepekaan sosial dan menyumbangkan potensinya untuk kemanusiaan, misalnya dalam kegiatan sosial atau penanganan bencana. Keikutsertaan mahasiswa dalam pengelolaan proyek kemanusian akan memberikan pengalaman lapangan serta pengalaman pengelolaan keorganisasian suatu proyek. Kompetensi seperti ini sangat diperlukan untuk bekal mahasiswa setelah lulus nanti.
- Kuliah kerja nyata. Pola baru yang banyak dipakai adalah KKN tematik atau KKN pemberdayaan masyarakat atau KKN wirausaha atau bentuk lainnya. Kegiatan ini diharapkan menjadi jembatan bagi masyarakat dengan dunia perguruan tinggi, juga menjadi penghubung antara instansi pemerintah daerah dengan perguruan tinggi. Mahasiswa akan banyak belajar tentang sosiologi masyakarat desa. Kompetensi mahasiswa dalam hal pendekatan ke masyarakat akan lebih teruji dan terlatih dengan baik.
Prodi adalah garda terdepan dalam pelaksanaan kurikulum MBKM. Sementara Fakultas dan Universitas menyiapkan berbagai perangkat pelaksanaannya. Kurikulum MBKM ini banyak menuntut kreativitas dan inovasi dalam penerapannya. Kerjasama bahu membahu dari berbagai dengan stakeholder institusi juga memberikan point penting dalam pelaksanaan kurikulum MBKM. Semoga semuanya berjalan dengan baik dan sukses.
ULM BISA!
Penulis: Noer Komari, S.Si, M.Kes. Dosen Kimia FMIPA ULM (nkomari@ulm.ac.id)