KONSERVASI JENIS IKAN YANG HAMPIR PUNAH
Banjarbaru, Luas laut di Indonesia yang mencapai sekitar 5,8 juta km² tentunya memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa diantaranya terumbu karang yang mempunyai luas sekitar 25 ribu km² serta 3476 jenis spesies ikan. Untuk menjaga sumber daya alam baik hayati maupun non hayati, termasuk juga sumber daya ikan yang semakin hari semakin mengalami kerusakan atau penurunan kuantitas dan kualitas, Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak bekerjasama dengan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat mengadakan Seminar Regional Peluang dan Tantangan Konservasi Jenis Ikan yang Dilindungi dan Terancam Punah di Kalsel. Acara ini dihadiri oleh Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL), Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalsel, BKSDA Kalsel, Dekan FPK, dosen, mahasiswa serta instansi terkait lainnya.
Dalam pemaparannya, Kepala Seksi Pendayagunaan dan Pelestarian BPSPL Pontianak Iwan Taruna Alkadrie menyampaikan, sesuai dengan PP 60 tahun 2007 konservasi sumberdaya ikan adalah upaya perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya ikan termasuk ekosistem, jenis dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumberdaya ikan. Konservasi jenis ikan yang merupakan upaya untuk melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan sumberdaya ikan, untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, kesinambungan jenis ikan bagi generasi yang akan datang. Beliau juga menambahkan tujuan konservasi jenis ikan yaitu melindungi jenis ikan yang terancam punah, memelihara keseimbangan dan kemantapan ekosistem, memanfaatkan sumberdaya ikan secara berkelanjutan, serta mempertahankan keanekaragaman jenis ikan. Salah satu faktor penyebab terjadinya kelangkaan disebabkan oleh perilaku nelayan (illegal fishing) pencemaran dari pertambangan yang tidak ramah lingkungan dan aktivitas manusia seperti penebangan hutan dan menyebabkan sendimentasi yang merusak sarang dan telur telur ikan serta bencana alam. Spesies prioritas yang akan di konservasi pada tahun 2015-2019 diantaranya seperti, napoleon, arwana, kuda laut, hiu paus, penyu, dugong, karang hias, dan lainnya.
Dekan FPK Ir. H. Pahmi Ansyari, M.S, menyampaikan harus ada sinergitas antara perguruan tinggi, pelaku bisnis, pemerintah, dan juga para komunitas masyarakat serta peran media untuk saling berkontribusi. Sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi yakni, pendidikan, riset dan pengabdian kepada masyarakat, kontribusi dari perguruan tinggi harus lebih ditekankan karena dengan didukungnya berbagai macam riset, naskah akademis serta pengabdian kepada masyarakat terkait dengan perikanan serta kelautan akan memudahkan stakeholder yang lain untuk melakukan konservasi. (Humas ULM)