Sambutan Rektor pada Wisuda ke-80 Unlam
SambutanRektor Universitas Lambung Mangkurat
Pada Wisuda Lulusan S0, S1 DAN S2 Tahun Akademik 2014/2015
Pada Tanggal 16 Juni 2015 Di Banjarmasin
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua
Yang saya hormati,
-
Bapak Gubernur Kalimantan Selatan
-
Bapak / Ibu Anggota Senat Universitas Lambung Mangkurat
-
Bupati / Walikota Se Kalimantan Selatan
-
Keluarga besar Universitas Lambung Mangkurat
-
Para wisudawan/wisudawati dan orang tua / keluarga.
-
Bapak / Ibu Undangan dan Hadirin Sekalian Yang Berbahagia
Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kita dapat berkumpul di tempat ini untuk mengikuti acara wisuda lulusan Unlam tahun akademik 2014/2015. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad shalallahu alaihi wassalam.
Hadirin yang berbahagia
Pada hari ini dalam sidang Terbuka Senat Universitas Lambung Mangkurat dengan acara tunggal, yakni wisuda dan penganugerahan ijazah lulusan Wisuda ke-80 Tahun Akademik 2014/2015. Pada hari ini Unlam mewisuda sebanyak 1.596 orang yang terdiri dari :
114 wisudawan Program Pascasarjana (S2)
1.478 wisudawan Program Sarjana (S1)
4 wisudawan Program Diploma (S0)
Perincian Wisudawan (i) dalam tiap strata menurut Fakultas dan Program Studi Magister:
-
Program S2
Program Pascasarjana terdiri atas : |
Peserta |
||
1. |
Pascasarjana Agronomi |
4 |
Orang |
2. |
Pascasarjana Ilmu Hukum |
8 |
Orang |
3. |
Pascasarjana Ilmu Kehutanan |
2 |
Orang |
4. |
Pascasarjana Ekonomi Pertanian |
2 |
Orang |
5. |
Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan |
12 |
Orang |
6. |
Pascasarjana Manajemen/Akuntansi Pemerintahan |
9 |
Orang |
7. |
Pascasarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia |
6 |
Orang |
8. |
Pascasarjana Teknik Sipil |
7 |
Orang |
9. |
Pascasarjana Administrasi Publik |
13 |
Orang |
10. |
Pascasarjana Pendidikan IPS |
10 |
Orang |
11. |
Pascasarjana Ilmu Pemerintahan |
23 |
Orang |
14. |
Pascasarjana Sains Administrasi Pembangunan |
7 |
Orang |
15. |
Pascasarjana Ilmu Administrasi Bisnis |
2 |
Orang |
16. |
Pascasarjana Kenotariatan |
9 |
Orang |
Jumlah |
114 |
Orang |
-
Program S1
Program Strata Satu ( S1) terdiri atas : |
Peserta |
||
1. |
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan |
1030 |
Orang |
2. |
Fakultas Hukum |
71 |
Orang |
3. |
Fakultas Ekonomi |
11 |
Orang |
4. |
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik |
58 |
Orang |
5. |
Fakultas Pertanian |
48 |
Orang |
6. |
Fakultas Kehutanan |
13 |
Orang |
7. |
Fakultas Perikanan |
11 |
Orang |
8. |
Fakultas Teknik |
64 |
Orang |
9. |
Fakultas Kedokteran |
81 |
Orang |
10. |
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam |
59 |
Orang |
11. |
Non Reguler Fakultas Ekonomi |
2 |
Orang |
12. |
Non Reguler Fakultas Kehutanan |
4 |
Orang |
13. |
Non Reguler Fakultas Teknik |
4 |
Orang |
14 |
Reguler Kelas B Fakultas Hukum |
22 |
Orang |
Jumlah |
|
Orang |
-
Program S0
Program Diploma (S0) terdiri dari : |
Peserta |
||
1. |
D3 Analisis Farmasi dan Makanan |
4 |
Orang |
Jumlah |
4 |
Orang |
|
TOTAL |
1.596 |
Orang |
Wisudawan dan wisudawati yang berbahagia,
Kepada semua wisudawan dan wisudawati beserta keluarga, saya selaku Rektor dan atas nama Sivitas Akademika Unlam mengucapkan selamat atas keberhasilan Saudara menyelesaikan studi dan secara resmi dinyatakan sebagai lulusan (alumni) Unlam.
Dengan upacara wisuda pada hari ini para wisudawan(ti) berhak menerima ijazah dan gelar sesuai bidang ilmu yang dipelajari selama di Unlam. Para wisudawan harus berbangga, karena telah berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi, S0, S1, dan S2.
Unlam juga merasa bangga dengan keberhasilan yang Saudara (i) peroleh saat ini. Secara bersama-sama kita menunjukkan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya bahwa Unlam berhasil melaksanakan amanat yang diberikan untuk mendidik anak bangsa hingga menjadi sarjana. Ini adalah bentuk pertanggungjawab Unlam kepada masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya, para wisudawan (i) akan memasukan tahapan baru dalam kehidupan sebagai sarjana dan alumni Unlam. Status sebagai alumni Unlam akan melekat selamanya. Oleh karena itu, kita harus secara sinergis bersama-sama menjaga nama baik alma mater Unlam yang kita cintai.
Saya berharap para alumni tidak berhenti belajar sampai tahap ini, yaitu saat Saudara (i) diwisuda. Justru lahan pengetahuan terbuka luas di jagat raya ini. Alam terkembang menjadi lahan yang subur untuk menambah ilmu pengetahuan, sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang Saudara (i) peroleh di Unlam. Sekaligus menjadi lahan pengabdian dan untuk menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh selama di Unlam. Inilah peran strategis alumni Unlam. Baik yang kelak bekerja di instansi pemerintah, swasta, atau menjadi wirausahawan mandiri, sangat diharapkan kontribusinya membangun masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur.
Kepada seluruh Wisudawan (i) yang telah dinyatakan sebagai Alumni Unlam diharapkan dukungan moral dan pemikiran untuk membantu pengembangan Unlam, agar segala yang diinginkan dalam visi, misi dan tujuan Unlam dapat tercapai dengan baik.
Hadirin yang berbahagia
Saya ucapkan terima kasih kepada Wisudawan(i), bapak-bapak, ibu-Ibu dan hadirin sekalian yang telah bersedia menghadiri undangan kami. Segala bantuan dari semua pihak, sehingga acara Wisuda Lulusan Program S0, S1 dan S2 hari ini dapat dilaksanakan sesuai yang diinginkan, dihaturkan terima kasih dan semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda. Secara khusus saya juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada sivitas akademika yang bertugas sebagai Panitia Wisuda ke 80 Unlam.
Pada kesempatan Wisuda ke-80 Unlam, saya ingin berbagi cerita tentang seorang tokoh dari India bernama Azim Premji. Kita seringkali mengutip teori pendidikan atau pembelajaran yang disampaikan oleh ahli-ahli pendidikan dari Barat. Mungkin ada baiknya sekali-sekali mencoba menengok ke Timur. Karena di sana juga ada pemikiran jernih yang patut direnungkan.
Suatu ketika saya ke toko buku Gramedia dan menemukan buku berjudul ’Azim Premji ”Bill Gates” Muslim dari India’ yang ditulis Priyatna (2007). Yang menarik dari buku tersebut adalah pandangan Azim Premji tentang pendidikan, yang ternyata sejalan dengan paradigma saat ini, seperti lingkungan belajar yang menyenangkan, peran konteks, keterkaitan antar konsep, dan belajar kelompok maupun individual sesuai dengan kebutuhan anak. Azim Premji mengikuti filsafat konstruktivisme yang berpendapat bahwa anak mengembangkan pengetahuannya sendiri. Peran guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang dapat mendorong pembentukan pengetahuan tersebut.
Siapakah Azim Premji? Bagi kalangan pendidikan mungkin dia tidak banyak dikenal. Ia memang bukan seorang pendidik atau akademisi yang menekuni pendidikan, seperti yang diakuinya sendiri: ”Saya memang bukan pendidik, jadi saya tidak punya otoritas untuk menyampaikan seperti apa pendidikan yang ideal, tetapi sebagai pebisnis yang kerap mengambil risiko, saya akan mengambil risiko untuk menyampaikan pandangan saya.”
Azim Premji adalah orang terkaya nomor dua di India, dengan kekayaan sebesar 15 miliar dolar. Dia menempati urutan ke-21 orang terkaya di dunia pada 2007 menurut Forbes. Majalah BusinessWeek memasukkannya ke dalam daftar 30 pengusaha terhebat sepanjang masa. Dia disejajarkan dengan Thomas Alva Edison, Henry Ford, Benjamin Franklin, John Rockefeller, dan Bill Gates.
Walaupun kaya raya Azim Premji menjalani hidup dengan sederhana. Mengendarai Toyota Corrola yang sudah tidak baru lagi, dan lebih senang berpergian dengan pesawat komersial daripada dengan pesawat jet pribadi. Mempunyai kebiasaan bangun dini hari. Usai shalat subuh langung bekerja. Menurutnya karakter hanya dapat dibangun melalui pendidikan. Pada tahun 2000 ia mendirikan Azim Premji Foundation dengan tujuan membantu mengubah masyarakat India melalui pendidikan.
Azim Premji antara lain berpendapat tentang pentingnya peran guru dalam pendidikan. Menurut Premji anak-anak adalah benih yang perlu dirawat – di sini sang guru adalah juru kebun yang membantu mengeluarkan potensi yang ada di dalam sang anak. Ini sangat berbeda dengan pandangan sekarang yang melihat anak sebagai lempung yang bisa dibentuk-bentuk – yaitu guru dan orangtua adalah pembuat tembikar yang memutuskan bentuk apa yang harus dihasilkan dari lempung itu. Pribahasa Cina kuno mengatakan ”Berikanlah benih kepada seorang pembuat tembikar, Anda akan mendapatkan pohon bonsai.”
Pandangannya tentang pendidikan berikut ini disampaikan pada Jawaharlal Nehru Memorial Lecture tahun 2003.
-
Setiap anak adalah pribadi yang memiliki hak untuk dihormati. Penghormatan untuk anak ini harus diterjemahkan ke dalam penyediaan ruang yang menarik dan tidak mengintimidasi yang di dalamnya si anak dapat belajar. Sekolah perlu proaktif mengenali dan melenyapkan setiap unsur ancaman – fisik, mental, dan emosional – yang menghambat pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan kata lain, pembelajaran itu harus menyenangkan dan mendorong rasa ingin tahu siswa.
-
Lingkungan belajar yang tepat harus kontekstual bagi sang pembelajar dan komunitasnya. Kontekstual di sini diterjemahkannya dengan menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik, misalnya menciptakan lingkungan yang layak di dalam dan di luar sekolah. Pendidikan akan menciptakan kerangka kerja bagi pembelajaran yang kontekstual dengan pengalaman masa lalu, masa depan, lingkungan anak.
-
Karena itu, harus betul-betul dipahami bahwa pembelajaran itu terjadi di mana saja dan bahwa semua pembelajaran bisa menarik. Konsep ini dibangun di atas prinsip bahwa tiap anak membangun pembelajarannya sendiri. Mengutip Plutarch, ”Pikiran bukanlah bejana untuk diisi, melainkan api untuk dikobarkan.”
-
Setiap anak belajar dengan kedalaman dan kecepatan berbeda-beda. Ada anak yang mudah belajar ketika melakukan hal-hal dengan tubuh mereka; ada yang mudah belajar dalam kelompok teman; namun ada pula yang belajar meniru. Ada kebutuhan yang mendesak untuk mengakui pentingnya ”Pembelajaran Individu”.
-
Kurikulum seharusnya tidak terkotak-kotak ke dalam mata pelajaran, modul, dan bab. Anak akan memahami disiplin yang saling berkaitan pada tingkat mendasar. Dengan begitu dia akan mampu membangun pengetahuan yang tidak terlepas dari realitas dunia sekitarnya. Kita harus mendukung pembelajaran integratif dan tepat guna.
-
Bentuk pendidikan tidak akan berhenti pada ”isi”. Sang anak akan terus mengembangkan life-skills, yang mencakup pengembangan fisik, keterampilan profesional yang relevan, kecakapan seperti berpikir kreatif dan kritis, serta kemampuan seperti pengambilan risiko dan menghadapi perubahan. Selanjutnya, pembelajaran sang anak akan didasarkan pada sistem individu, sosial, dan nilai manusia yang ditimba dari penemuan-diri.